Pendakian Gn.Cikuray,Garut

Kali ini saya akan menceriterakan pengalaman saya saat pendakian ke gunung Cikuray, Garut. Saya yang merupakan anggota pecinta alam Seminari Wacana Bhakti yang tergabung dalam komunitas pecinta alam yang beranama AMASON. Saat ini saya ditunjuk sebagai Pemegang rekreasi komunitas. Maka dari itu, saya dengan cepat langsung mencari tujuan daerah untuk Rekreasi komunitas, yang sekiranya masih baru untuk dicoba oleh Komunitas Seminari. Dan saat saya mempelajari Gunung-gunung yang ada di daerah jawa, maka saya menetapkan bahwa saya akan membawa Komunitas Seminari ke Gunung Cikuray yang terletak didaerah Garut. Maka sebelum saya mengajak Komunitas Seminari Wacana Bhakti untuk melakukan pendakian ke Gn. Cikuray, saya membuat proposal survey dan diajukan kepada Rektor Seminari, dan akhirnya diterima. Setelah uang dari Seminari turun, maka kamipun menetapkan malakuakn perjalanan dari tanggal 7-9 april 2009, dan yang melakukan perjalanan adalah perwakilan anggota dari AMASON yaitu Hena,Gery dan saya. Perjalanan dari seminari kami mulai pada tanggal 7 april dengan bermodalkan petunjuk perjalanan dari blog di internet. Saya berangkat dari seminari dan menuju Kp.Rambutan dan langsung naik bus Saluyu utama menuju Garut, harga bus ini 35.ooo. Saya sampai di Garut sekitar jam 11 malam dan saya melewati waktu perjalanan selama kurang lebih 9 jam, karena perjalanan juga cukup macet. Setelah saya sampai di Terminal Guntur,Garut, kamipun tak ada tujuan arah karena suasana di terminal sudah sangat sepi. Maka kami memutuskan untuk terus berjalan tanpa arah, hingga akhirnya kami sampai di kota yang cukup ramai. Sesampainya disana, kami baru merasakan bahwa kegelapan Garut memang lebih menyeramkan daripada di Jakarta, mangapa? Banyak sekali geng-geng motor, permpokan yang terlihat, dll. Maka kamipun terus menjalani perjalanan ini hingga akhirnya kami bertemu denganseseorang yang saya rasa dia itu seorang intel, bukannya saya terlalu berlebihan, hal ini dikuatkan dengan jaketnya yang anti peluru dan perlengkapan di kepalanya. Ia mengantarkan kami ke sebuah musholla untuk menginap hari ini dan beristirahat. Setelah sekiatar jam 4.30, kami yang hanya tidur 2 jam langsung berjalan mencari arah dan tujuan nanti. Dengan naik angkot cikijang biru, akhirnya kami semua sampai di Desa deyeuhmanggung, dan kami berjalan melewati perkampungan selama kurang lebih 1 setengah jam, hingga akhirnya kami menemukan perkebunan teh yang berupa bukit-bukit. Hingga kami harus sampai di Stasiun Relay TV sebagai tanda awal pendakian, sebenarnya untuk melewati kebun teh, dapat menggunakan ojek yang ada disana, tetapi harus merogoh kocek cukup besar, maka untuk menghemat pengeluaran, saya dan kedua teman saya ini memutuskan untuk jalan kaki saja. Dan ternyata..... jalan perkebunan teh yang berbukit-bukit ini banyak sekali menguras tenaga saya sebelum saya memulai awal pendakian saya di Stasiun Relay TV. Saat saya melintasi kebun teh yang subur, alhasil.. kedua sendal gunung yang saya pakai telah rusak, akibat masuk kedalam lahan perkebunan teh yang cukup dalam. Dengan rasa pegal dan cukup lelah, saya dan kedua teman saya inipun sampai di awal pendakian. Tanpa makan waktu cukup lama, saya dan kedua teman saya ini membagi tugas untuk mengambil air di sungai sebagai perbekalan saat nanti mendaki, karena dalam pendakian nanti tidak akan ditemukan sumber air dan lainnya memasak untuk mengisi kekosongan perut saat pendakian yang diperkirakan akan memakan waktu 6 jam nanti. Lalu, setelah kami rasa siap untuk melanjutkan perjalanan kembali, kamipun langsung mengangkat carriel masing-masing dan memulai langkah awal ke gunung cikuray, dan perlu diketahui, pendakian kali ini saya tidak menggunakan sendal, alias nyeker. Tanpa ragu, saya mencoba mengatur nafas dan saya berusaha semaksimal mungkin agar tidak ngeblank, karena di perjalanan ini kanan dan kiri saya kebanyakan jurang. Perjalanan kali ini saya rasa adalah perjalanan pendakian terberat saya, banyak bebatuan terhampar di jalan ini, kaki saya yang tidak memakai alas kaki mulai mengeluarkan darah akibat goresan-goresan. Dengan rasa sakit yang amat sangat, saya mencoba meneruskan perjalanan saya. Perjalanan dari jam 9 pagi ini ditempuh dalam waktu 6 jam hingga akhirnya saya sampai di tempat camp, tepatnya masih beberapa meter dibawah puncak. Awalnya kami bertiga sangat kaget, karena sesamoainya di tempat camp, kami sudah tidak mendapat tempat. Kami bukan tidak mendapat tempat karena banyak pengunjung, melainkan tempat camp yang hanya dapat diisi sekitar 3 tenda saja. Maka kami memutuskan untuk memasak terlebih dahulu. Saat saya memasak, tiba-tiba hujan mulai turun, kami bertigapun panik karena ponco(jas hujan) yang kami bawa hanya tiga, dan pembagiannya pun 1 untuk tas carriel kami, satu untuk masakan dan 1 untuk kami bertiga menghindari diri dari hujan, hingga kami sangat kedinginan. Lalu tanpa pikir panjang, kami langsung mendatangi salah satu tenda yang lumayan kecil tapi berisi dengan banyak orang, maka kami yang bertiga dengan membawa tenda yang besar mengundang mereka untuk memakai tenda kami untuk tidur bersama. Maka malam ini kami dapat tidur dengan hangat. Saat jam telah menunjukan jam 04.00 pagi, maka kami bertiga bergegas pergi ke puncak hendak melihat sunrise.. Saat kami perjalanan kami tempuh kurang lebih 25 menit. Sesampainya di puncak Cikuray suasana masih terlihat gelap, bulan dan bintangpun masih terlihat. Lalu sekitas jam 5.30 kami melihat sunrise yang indah...

saat matahari sudah naik..maka kami bertiga kembali ke camp untuk membereskan perlengkapan kami, dan kembali ke Jakarta.. Dan perlu diingat di perjalanan dari awal pendakian sampai terminal guntur saya NYEKER...penuh luka..Mau ikut penderitaan Tuhan Yesus...^^