Menjalankan pangilan bukan paksaan melainkan panggilan adalah memerlukan proses. Disini saya tersadar bahwa saya awalnya memang menjalankan panggilan dengan banyak tuntutan yang dengan cara dukungan besar dari keluarga besar saya, maka mulai saat ini saya sadar bahwa panggilan saya harus berjalan dengan personal walaupun memang dalam perjalanannya terkadang pasti ada karena sebab dukungan orang lain. Dalam liburan ini saya dan keluarga saya mencoba atau bahkan sudah melakukan untuk berdoa bersama. Disini keluarga saya saling memberika ujud doa dan saya dapat menyimpulkan bahwa dalam doa ini kami barterima kasih, berharap dan memohon. Saya merasa semakin hari keluarga saya semakin hidup dalam keluarga katolik yang kuat. Saya setiap harinya mencoba untuk sebisa mungkin berada ditengah-tengah keluarga karena menurut saya liburan adalah cara terbaik untuk kembali meningkatkan rasa kebersamaan di tengah keluarga. Dalam liburan ini, setiap pagi saya dan adik saya pergi ke pasar untuk membeli nasi uduk, ya menurut saya kapan lagi saya dapat membantu orang tua saya. Menyapu dan mencuci piring juga saya lakukan dirumah karena saya tetap mengingat pesan dari romo Andi Gunardi dimana jangan meninggalkan jabatan sebagai seminaris.

Keluarga adalah seminari kecil menurut saya. Di keluarga saya diajarkan banyak hal untuk berkembang. Liburan ini memberikan banyak makna bagi pengembangan diri saya. Di keluarga saya juga harus tetap mencoba berbagi bersama anggota keluarga dalam hal makanan ataupun lainnya. Dari keluarga saya juga merasa dapat dikuatkan untuk terus maju sebagai calon Imam. Maka, salaa di tengah-tengah keluarga saya merasa dikuatka bukan malah merasa dilehmahkan, karena tidak sedikit seminaris yang kembali ke rumah dan terlalu dimanjakan di tengah keluarga malah sangat nyaman di tengah keluarga dan memutuskan untuk keluar seminari. Keluarga dalam natal sungguh Indah.