Sabtu,16 Januari 2010 selain edu merayakan ultahnya dan saya tidak bisa mengucapkan selamat ulang tahun saya juga pergi meninggalkan gonzaga saat dispen jam ke 5,6 untuk mendaki, lebih tepatnya survey untuk pendakian Gn.Burangrang saat nanti AMASON membawa komunitas Seminari untuk rekreasi ke Gunung. Secara pribadi ini adalah gunung ke 6 yang baru saya daki. Perjalanan awal dari Seminari menuju kampung rambutan. Saat sampai di terminal, saya dan ketiga teman AMASON(Gery, Endar, Hasan[AMS #21]) langsung ditarik oleh calo terminal. Setelah masuk kedalam Bus yang menuju padalarang, kamipun melanjutkan perjalanan kami ke Cimahi dengan menggunakan angkutan umum dan melanjutkan dengan angkutan umum ke Komando(awal masuk perkebunan teh). Setelah mengisi perut dengan makan seadanya kamipun melanjutkan perjalanan ke Pos Angin(Pos untuk para penjaga hutan dan Situ Lembang[Danau]). Setelah sedikit pengarahan dari penjaga pos dan membayar uang iuran kami langsung berangkat menuju puncak dengan keadaan alam yang kurang baik. Hujan yang tidak berhenti turun tetap memaksa kami berempat untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan ponco menuju tujuan kami, puncak Gn.Burangrang. Setelah melewati lahan hutan pinus yang sangat sungguh menarik kamipun mulai memasuki daerah hutan yang saya rasa mungkin hutan yang masih sedikit penjamahnya seperti Gn.Cikuray,Garut. Jam pendakian dari masuk huta adalah 17.30, Cuaca mulai gelap dan kami sudah menyiapkan senter untuk mempersiapkan track malam, karena kami harus menghemat waktu. Setelah pendakian berjalan sekitar 2jam melewati hutan gelap serta berkabut(cuaca yang kurang bagus) kami secara perlahan memastikan langkah kami untuk terus menapakan kaki kami di jalur air. Jalur air ini seringkali turun dengan air yang sangat deras. Dengan posisi lutut selalu bertemu dengan dada(seperti tanjakan setan pada Gn.Gede-Panggrango) kami melewati jalur tanjakan curam sekitar 200-350 meter. Lalu perlahan dibeberapa tempat ditemui jalur landai. Setelah hujan sangat deras dan suasana gelap berkabut menyelimuti kami, kami dengan cepat langsung memasang tenda doom unttuk berkemah, posisi puncak dengan tenda kami sudah lumayan dekat, Jam menunjukan pukul 20.00. Setelah menghangatkan badan didalam tenda sambil memasak, kami menyiapkan rencana pendakian untuk esok hari. Didalam tenda kami juga merencanakan visi misi Endar dalam pemilihan ketua senat Kolese Gonzaga. Dan perlu diketahui Hasan adalah bidel umum baru untuk seminari wacana Bhakti. Disini saya dapat melihat kualitas pecinta alam kami.
Minggu, 17 Januari 2010. Saya membangunkan teman-teman saya untuk melanjutkan pendakian pada jam 4.00. Dengan berbekal makanan ringan, Bendera SWB dan AMASON, serta kamera dan senter kami melanjutkan perjalanan kami menuju puncak Gn. Burangrang. Jalan terjal naik dan beberapa yang landai semakin menguatkan pijakan kaki kami untuk melanjutkan perjalanan. Setelah satu jam berjalan dalam kabut, angin dan kegelapan kami akhirnya berhenti di titik puncak karena sudah tidak ada jalan naik kembali. Suasana gelap dan angin lembah yang bergulung-gulung ke puncak dan menghempaskan banyak pohon semakin membuat badan kami berempat semakin menggigil dan kami berempat berpelukan untuk menghangatkan suasana. Setelah menunggu sun rise selama satu jam, cuaca belum kembali membaik, malah saya seringkali khawatir bila terjadi angin topan dan menyebabkan pohon tumbang. baru saya sadari bahwa jam sudah menunjukan pukul 6.00 dan cuaca berkabut menghalangi sinar matahari yang masuk, akhirnya kami putuskan untuk mengambil gambar tanpa latar belakan matahari. Oke, tanpa hati kecewa kami mulai memotret pendakian kami sebagai hasil dokumentasi untuk presentasi nanti. Setelah kembali ketempat tenda dan makan perbekalan yang ada, kamipun mempacking tas carier kami untuk turun dari Gunung ini. Sewaktu kami turun dan cuaca mulai membaik, kami ditengah perjalanan menemukan berbagai panorama yang indah(sekali), kami melihat belahan kiri dipenuhi perbukitan hutan pinus dan belahan kanan dengan berbagai belahan kota bandung. Ditengah-tengah hutan pinus juga terdapat Danau Situ lembang yang sangat indah. Keindahan alam inilah yang memancing dan memacu diri saya untuk semakin menghargai ciptaan Tuhan melalui AMASON ini. Setelah memandang alam beberapa kali ini kami melanjutkan perjalanan pulang kami. Setelah sampai hutan pinus, kami mengambil moment ini untuk diabadikan terlebih dahulu sebelum kami pulang dengan mengikuti alur perkebunan teh dan menumpang mobil bak hingga pangkalan ojek di Komando dan kami naik ojek hingga Padalarang dan kembali ke KP. Rambutan untuk kembali ke Seminari. Perjalanan yang menurut saya sangat amat berharga setiap kali saya mendaki gunung, disana saya akan dapat melihat pribadi diri saya, kebaikan dan keburukan diri yang nantinya harus dapat saya refleksikan dan memperbaikinya. Saya cinta Alam, Alam ciptaan Tuhan. Saya cinta Alam dan Tuhan.
ttd,
AMASON #21