Sempat merasa sedikit kecewa dimana saya mengetahui bahwa liburan natal dan tahun baru ini sebagai sarana pendekatan diri kembali terhadap keluarga hanya ada dalam waktu bisa dibilang cukup singkat. Awalnya saya merasa kurang senang atas kebijakan seperti ini, tetapi saya kembali menyadari bahwa saya mulai saat ini sudah diolah untuk dapat siap mejaga jarak dengan lingkungan keluarga, agar nantinya dapat siap dalam mengikuti perjalanan panggilan ini.
Tanggal 24, Desember 2009, saya merasa sangat bangga akan komunitas Seminari Menengah Wacana Bhakti, dimana dapat membawakan misa malam natal yang sungguh amat memberikan kesan dan saya rasa pastinya umat yang mengikuti proses perayaan ekaristi itu akan merasakan kehadiran Tuhan secara mendalam. Terutama saya sangat terkesan betul dalam perayaan ekaristi ini. Saya juga melihat antar umat ternyata saling peka dan tanggap untuk saling bahu-membahu dengan cara menyumbangkan makanan untuk sesama. Perayaan yang sungguh memperlihatkan saya akan adanya keterikatan yang sangat besar antar sesama agama, terutama katolik. Tanggal 25 Desember, saya diperkenankan pulang ke rumah masing-masing, dalam kesempatan ini, saya langsung berangkat ke Rumah Nenek saya di Pademangan, disana saya bertemu dengan keluarga besar saya dan saya merasakan adanya kehangatan dan kenyamanan dalam keluarga besar saya ini, kami saling temu kangen terutama saya dengan saudara-saudara sepupu saya. Sebagai kesatuan dari pelbagai agama dalam keluarga besar ini, ternyata saya melihat adanya rasa saling menghormati antar umat beragama, saudara saya yang beragama islam maupun lainnya turut bahagia dalam merayakan natal kali ini. Pengalaman yang sungguh tak pernah saya dapatkan dihari-hari biasa yang selalu terjadi bentrokan antar umat beragama. Dukungan penuh terhadap panggilan saya ini sangat dapat saya rasakan, karena secara jelas seluruh keluarga besar saya mendukung pilihan saya untuk menjadi imam, walaupun saya sadari dan saya mendapatka pengalaman dimana panggilan untuk menjadi Imam itu bukan paksaan melainkan pengolahan atau proses.
Tanggal 26, Desember 2009 juga merupakan hari baik bagi keluarga besar saya, dimana Nenek saya dan anak serta cucu-cucunya pergi berasma untuk berkumpul kembali di Mal Kelapa Gading. Disini diawali dengan makan bersama dahulu, lalu setelah makan bersama selesai kami semua jalan-jalan bersama di area MKG ini. Kesan hari ini adalah saya dapat merasakan atau melihat kebahagiaan dan antusias keluarga ini untuk dapat menyempatkan diri kembali dan berkumpul. Kebahagiaan natal masih dapat saya rasakan pada hari ini. Dengan tertawa bersama secara tak langsung saya sadari adalah sarana terbaik untuk dapat mencairkan suasana dan mendekatkan antar pribadi. Tanggal 27, Desember, saya baru dapat kembali ke rumah saya di Pd. Maharta, Ciledug dan berkumpul bersama keluarga. Tanggal 27 ini saya menyempatkan untuk melihat adik saya bertanding sepak bola di Senayan melawan Bandung. Disini saya meliaht ternyata banyak kemajuan adik saya dalam bermain sepak bola. Maka saya merasa bahwa saya sudah kurang mengenal kelaurga saya secara lebih mendalam saat ini. Saya sangat bangga melihat adik saya yang handal dalam mengolah gol-gol ke gawang lawan. Sekitar jam 18.00 hari ini, saya pergi ke rumah Ali di Villa Melati Mas, seluruh teman-teman angkatan saya berkumpul besama untuk berpesta dalam merayakan natal. Kehangatan dalam keluarga kecil ini sangat terlihat.
Tanggal 28 Desember saya dari rumah Alli langsung pergi ke Seminari Menengah Wacana Bhakti dengan mengendarai motor untuk mengikuti pertemuan para seminaris se-KAJ bersama uskup koajutor KAJ, Mgr. Ignatius Suharyo. Acara yang dimulai dengan misa ini memberikan saya kesadaran dimana uskup ini membawakan misa secara santai namun dapat meninggalkan kesan yang mendalam bagi yang mengikuti misa tersebut. Acara pun dilanjutkan dengan ramah tamah bersama Romo Rektor Projo Jakarta, Rm. Simon Petrus Lili Tjahyadi dan Uskup koajutor. Banyak pertanyaan dari masing-masing seminari yang sangat menarik untuk diperdebatkan.
Tanggal 29-30 Desember, saya megadakan acara Semi Kaderisasi yang ditujukan untuk Calon AMASON(Cama), dan sebagai sarana bertemunya para jendral aktif dan jendral pasif serta mengadakan Rapat tentang kemajuan yang mau dibawa dalam AMASON kedepannya. Saya rasa acara ini berjalan dengan lancar. Dan saya bersama dengan Hasan dan AMASON lainnya juga harus mempersiapkan perjalanan rekreasi komunitas, dan gunung burangrang lah yang kami rasa cocok untuk dicoba dalam pendakian 2010 ini. Tanggal 30 ini saya langsung mengikuti teman-teman saya yang mau berekreasi ke Gunung Gede-Panggrango untuk menikmati pemandangan air terjun Cibereum. Jadi.. Saya putuskan untuk jalan-jalan saja. Tanggal 31 Desember saya bangun pukul 12.30, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi terutama karena saya pulang dari air terjun Cibereum dan sampai dirumah pukul 23.30, karena jalur puncak sangat macet, untung saja saya tidak kecelakaan karena setengah sadar mengendarai motor dari Seminari. Hari ini saya lakukan dengan aktifitas Tidur…
Tahun Baru 2010 dikawasan rumah saya sangat ramai, betapa tidak, karena ternyata setiap rumah memasang berbagai ”bahan peledak kecil”. Tanggal 1 Januari ini saya tidak lupa untuk mengikuti Misa Tahun Baru di St. Matius, Bintaro. Dan seperti biasanya malam tahun Baru ini kami sekeluarga kecil berdoa bersama dan saling mendoakan agar kehidupan keluarga lebih baik. Tanggal 2 Januari 2010, saya tidak banyak melakukan aktifitas diluar rumah, karena hari ini sebenarnya saya lebih mengkhususkan untuk keluarga saya, tetapi saya sempat keluar rumah sebentar untuk bertemu teman saya. Dan perlu diketahui mulai dari tanggal 1 Januari Ibu saya mulai merasa meriang dibadannya. Oleh sebab itulah saya tidak ingin melewatkan dan menyianyiakan hari ini, karena tanggal 3 saya sudah harus kembali ke Asrama. Hari ini saya lewati dengan semangat dan bahagia. Tanggal 3 saya setelah Misa kembali ke SEMINARI WACANA BHAKTI…